skip to main content

Permainan Tradisional Indonesia Anak-anak Jaman Dulu Yang Masih Teringat

Ditulis Oleh Pada Kamis, 28 April 2016


Apa saja permainan tradisonal indonesia anak-anak jaman dulu yang masih teringat ? Mungkin permainan anak-anak jaman dulu berbeda dengan permainan anak-anak sekarang. Di jaman sekarang anak-anak sudah mengenal yang namanya gatget/ handphone , didalamnya terdapat banyak permaianan yang sangat berbeda dengan anak-anak jaman dulu. Makanya permainan tradisional indonesia anak-anak jaman dulu sangat berbeda jauh dengan anak-anak sekarang. Dan sekarang permainan tradisonal indonesia anak-anak itu sudah banyak ditinggalkan , namun masih ada beberapa permainan tradisonal indoneia anak-anak jaman dulu yang masih teringat dan masih ada yang memainkannya.

Berikut beberapa Permainan Tradisional Indonesia Anak-anak Jaman Dulu Yang Masih Teringat 


Congklak / Dakon


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-conklak-dakon

Jaman dulu di Jawa, permainan ini dimainkan oleh petani untuk meramalkan musim, mengetahui kapan untuk menanam dan panen serta untuk memprediksi masa depan. Di Sulawesi permainan ini dimainkan hanya selama periode berduka, setelah kematian orang yang dicintai.
Congklak adalah permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai nama di seluruh Indonesia. Batu, biji, biji jagung atau kerang yang biasa digunakan untuk permainan. Awalnya permaianan ini dimainkan oleh gadis-gadis muda bangsawan Jawa. Seiring waktu, popularitas diperluas untuk orang-orang biasa juga. Permainan ini sebagian besar dimainkan oleh gadis-gadis muda, remaja dan perempuan, dan sebagian besar telah dianggap sebagai 'gadis permainan'. Namun di beberapa daerah di Indonesia, Anda juga akan menemukan laki-laki dan anak laki-laki bermain congklak.

Permainan ini dimainkan oleh dua orang, menggunakan papan sembilan puluh delapan buah kerikil. Papan permainan secara tradisional terbuat dari kayu, dengan enam belas lubang dibor terdiri empat belas yang kecil dan dua yang besar di setiap sisi. Tujuh lubang kecil dan satu besar di lapangan masing-masing pemain di sisi kanan dianggap mereka property.

Pada awal permainan, setiap lubang kecil diisi dengan tujuh kerikil. Setiap pemain bergiliran mengisi lubang-lubang kecil. Tujuan dari permainan ini adalah untuk pemain untuk mengumpulkan paling banyak kerikil untuk memenangkan pertandingan. Sayangnya, popularitas congklak telah berkurang di kalangan anak muda dengan munculnya permainan lebih inovatif dan modern

Kelereng / Gundu


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-kelereng-gundu

Kelereng atau  gundu adalah benda bulat berdiameter kurang lebih 1cm terbuat dari kaca, dengan berbagai macam corak didalamnya. Tak hanya ukuran kecil, kelerang juga ada ukuran besar dengan diameter sekitar 3cm. Cara memainkannya adalah dengan menggambar lingkaran di tanah, lalu para pemain akan meletakkan kelereng didalam lingkaran, jumlah kelereng yang diletakkan disana harus sama setiap pemain.

Setelah setiap pemain meletakkan kelereng didalam lingkaran, lalu mereka akan membuat garis lurus agak jauh dari lingkaran. Dari sini secara bergantian mereka melemparkan satu kelerang, yang difungsikan sebagai pembidik kelereng yang ada didalam lingkaran. Kelereng siapa yang paling jauh jaraknya dari lingkaran, boleh mengambil giliran main duluan.

Menggunakan kelereng yang dilempar tadi, mereka diharuskan membidik kelereng yang ada didalam lingkaran. Setiap kelereng yang berhasil dibidik keluar dari lingkaran, maka kelereng itu menjadi milik si pemain. Kalau kelereng pemain tidak berhasil membidik kelereng keluar lingkaran, atau bahkan kelereng si pemain terjebak di lingkaran. Maka itu berarti giliran pemain lain yang ambil bagian.

Dimainkan terus sampai kelereng didalam lingkaran habis. Kalau semua pemain sudah memainkan kelereng pembidiknya, dan kelereng didalam lingkarang belum habis. Maka diulang lagi dengan melemparkan kelereng penyerang lain dari garis lurus, begitu terus permainan berlanjut sampai selesai.

Bola Bekel


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-bola-bekel

Permainan ini sejatinya berasal dari Belanda dengan nama bikkelen. Permainan ini bisa dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Peraturan yang ada pada permainan ini sangatlah banyak dan bervariatif. Bisa berbeda-beda di tiap daerah di Indonesia. Namun biasanya peraturan yang dimainkan adalah hasil dari kesepakatan para pesertanya.

Alat yang digunakan dalam permainan ini terdiri dari 2 jenis yaitu sebuah bola dan 6-10 biji bekel. Bola yang digunakan biasanya disebut bola bekel, terbuat dari karet dengan ukuran berdiameter kira-kira 3 cm, biasanya bola ini memiliki motif yang kontras dan menarik. Sedangkan alat yang kedua adalah biji bekel, biji bekel biasanya terbuat dari tembaga atau kuningan. Di salah satu sisinya yang datar terdapat tanda atau titik sedangkan di sisi berlawanan akan terlihat mulus.

Cara bermain bekel adalah, semua biji bekel harus digenggam hanya dengan satu tangan beserta dengan bolanya. Setelah itu bola dilambungkan ke atas dan hanya boleh memantul satu kali saja. Saat bola dalam posisi tidak berada di tangan tersebutlah waktu dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk mengolah biji bekel. Dalam proses pengambilan atau pengaturan biji bekel, bola atau tangan tidak boleh menyentuh biji bekel yang lain dan dalam penangkapan bola bekel.

Tangan tidak boleh menyentuh anggota tubuh yang lain dalam usaha agar biji bekel yang dalam genggaman tidak jatuh. Bola dan biji bekel tidak boleh terjatuh atau terlepas dari tangan saat sedang bermain. Pemain bekel yang jago dapat memainkan game ini dalam set yang cukup panjang tanpa melakukan kesalahan sehingga giliran pemain lain untuk bermain menjadi lama. Bila melanggar salah satu peraturan di atas, maka pemain akan kehilangan gilirannya dan berganti kepada pemain lain.

Mobil-mobilan Kulit Jeruk


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-mobil-mobilan-kulit-jeruk

Pada umumnya jeruk di gunakan untuk makanan atau pun camilan oleh manusia. Namun, jeruk juga mampu digunakan untuk menghibur seseorang anak  yang menginginkan permainan tradisional dengan bahan baku utama kulit jeruk. Jeruk yang dipilih tidak sembarang jeruk, dan bukan juga jeruk nipis maupun jeruk yang biasa kita konsumsi, jeruk tersebut adalah jeruk Bali.

Jeruk bali memang memiliki bentuk lebih besar dari pada bentuk jeruk yang biasa kita konsumsi. Jeruk bali memang tidak ada dari hari ke hari, biasanya musiman. Makanya saat kita membelinya kita manfaatkan sebaik mungkin untuk mampu membuat kita atau anak-anak senang.

Bagaimana cara membuat mainan dari jeruk bali, caranya cukup mudah. Kupas terlebih dahulu jeruk balinya, kemudian bentuklah kulit jeruk tadi hingga menyerupai bentuk dasar mainan yang ingin di buat. Biasanya, yang sering dibuat adalah mainan mobil-mobilan. Setelah itu sambung satu per satu bentuk dasar mainan tersebut dengan lidi. Tancapkan juga lidi yang panjang di belakang mobil-mobilan tersebut, atau tali panjang secukupnya sebagai pegangan saat menggerakkan mobil-mobilan tersebut.


Gasing


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-gangsing

Gasing merupakan salah satu permainan tradisional indonesia anak-anak jaman dulu yang masih teringat, walaupun sejarah penyebarannya belum diketahui secara pasti. Di wilayah Pulau Tujuh (Natuna), Kepulauan Riau, permainan gasing telah ada jauh sebelum penjajahan Belanda. Sedangkan di Sulawesi Utara, gasing mulai dikenal sejak 1930-an. Permainan ini dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa. Biasanya, dilakukan di pekarangan rumah yang kondisi tanahnya keras dan datar.

Permainan gasing dapat dilakukan secara perorangan ataupun beregu dengan jumlah pemain yang bervariasi, menurut kebiasaan di daerah masing-masing. Hingga kini, gasing masih sangat populer dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan warga di kepulauan Riau rutin menyelenggarakan kompetisi. Sementara di Demak, biasanya gasing dimainkan saat pergantian musim hujan ke musim kemarau. Masyarakat Bengkulu ramai-ramai memainkan gasing saat perayaan Tahun Baru Islam, 1 Muharram

Bagi pemula, gasing mudah untuk dipelajari jika ingin dimainkan. Hal ini dikarenakan peralatannya cukup sederhana dan mudah untuk dipraktekkan secara langsung. Gasing juga sangat mudah untuk dibawa ke mana-mana dan tidak mengganggu jika tiba-tiba ingin memainkannya.


Lompat Tali


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-lompat-tali

Permainan lompat tali adalah permainan yang menyerupai tali yang disusun dari karet gelang, ini merupakan permainan yang terbilang sangat populer sekitar tahun 70-an sampai 80-an, menjadi favorit saat “keluar main” di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sederhana tapi bermanfaat, bisa dijadikan sarana bermain sekaligus olahraga. Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak terdapat di sekitar kita.

Cara bermainnya bisa dilakukan perorangan atau kelompok, jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang atau apa pun yang memungkinkan lalu melompatinya. Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal tiga anak, dua anak akan memegang ujung tali; satu dibagian kiri, satu lagi dibagian kanan, sementara anak yang lainnya mendapat giliran untuk melompati tali. Tali direntangkan dengan ketinggian bergradasi, dari paling rendah hingga paling tinggi. Yang pandai melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai pemenang. Sementara yang kalah akan berganti posisi menjadi pemegang tali.

Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala sampai kaki sambil melompatinya. Sebenarnya permainan lompat tali karet sudah bisa dimainkan semenjak anak usia TK ( sekitar 4 – 5 tahun ) karena motorik kasar mereka telah siap, apalagi bermain lompat tali dapat menjawab keingintahuan mereka akan rasanya melompat. Tapi umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah ( sekitar 6 tahun ).

Jenis permainan lompat tali terbagi menjadi dua : Lompat kaki yang bersifat santai dan yang bersifat sport / olahraga. Lompat tali yang santai biasanya dimainkan oleh anak perempuan sedangkan yang sport / olahraga dimainkan oleh anak laki – laki. Dengan kata lain, permainan lompat tali tersebut bisa dimainkan oleh laki – laki maupun perempuan tanpa memandang gender.

Patil Lele


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-patil-lele

Patil lele adalah permainan tradisional indonesia anak-anak jaman dulu yang masih teringat ,yang dimainkan dengan menngunakan tongkat, dalam permainan nya patil lele terbentuk menjadi 2 tim , satu tim jaga dan tim main. Terdapat satu tongkat kayu sepanjang sejengkal tangan untuk di pukul dengan tongkat. Untuk tim yang bermain, pertama-tama membuat lubang yang akan di gunakan untuk meletak kan tongak yang berukuran kecil.

Aturan pertama setelah tongak kecil di letak kan di atas lubang, tim yg main harus melempar tongkat kecil dengan menggunaka tongkat yg lebih besar tanpa menyentuh tongkat kecil nya. Dan tim yang jaga harus berusaha menangkap, jika tangkapan menggunakan satu tangan maka tim yang jaga menang langsung, dan jika menggunakan 2 tangan sebanyak 3 kali maka tim jaga juga harus main (tangkapan hanya berlaku tiap babak).

Setelah stick di pukul maka tim jaga harus melempar stick ke arah tim main dan tim main harus bisa memukul nya, jika tidak terpukul maka harus di ulang sampai tim main mendapat pukulan. Usahakan untuk tim main memukul stick sekeras keras nya, jika sudah di pukul, tim main harus menghitung jarak antara letak jatuh nya stick dengan lubang menggunakan tongkat pemukul. Jumlah nilai di hitung dari jarak antara lubang dan lokasi stick jatuh.

Dan di babak terakhir, stick kembali di bawa oleh tim main dan letakkan dalam lubang tapi dengan posisi berbeda yaitu, lubang agak dimasuk kan dalam lubang sampai berposisi seperti posisi meriam. Setelah itu tim main harus memukulnya dan melempar dengan tongkat kembali, kali ini jumlah akan lebih banyak karena jumlah nilai di hitung dr jarak jatuh ke lobang menggunakan stick yg lebih kecil, dan tim jaga harus tetep manangkapnya. Jika tidak tertangkap maka tim yg main harus memberi hukuman untuk tim jaga biasanya berupa meloncat menggunakan satu kaki dr jarak berapa meter pulang pergi. Dan setelah itu tim yg pertama main bergantian jaga, begitu seterusnya permainan berlanjut.

Galasin


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-galasin-gobak-sodor

Galah Asin atau di daerah lain dimaksud Galasin atau Gobak Sodor yaitu sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini yaitu suatu permainan group yang terbagi dalam dua group, dimana semasing tim terbagi dalam 3–5 orang. Inti permainannya yaitu menghadang lawan agar tak dapat lolos melalui garis ke baris paling akhir dengan cara bolak-balik, serta untuk mencetak kemenangan semua anggota group mesti dengan cara komplit lakukan sistem bolak-balik dalam ruang lapangan yang sudah ditetapkan.

Permainan ini umumnya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau dapat pula dengan memakai lapangan sisi empat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi jadi 6 sisi. Garis batas dari tiap-tiap sisi umumnya di beri sinyal dengan kapur. Anggota group yang memperoleh giliran untuk melindungi lapangan ini terdiri dua, yakni anggota group yang melindungi garis batas horisontal serta garis batas vertikal. Untuk anggota group yang memperoleh pekerjaan untuk melindungi garis batas horisontal, jadi mereka bakal berupaya untuk menghambat lawan mereka yang juga berupaya untuk melalui garis batas yang telah ditetapkan juga sebagai garis batas bebas.

Untuk anggota group yang memperoleh pekerjaan untuk melindungi garis batas vertikal (biasanya cuma satu orang), jadi orang ini memiliki akses untuk keseluruhnya garis batas vertikal yang terdapat di dalam lapangan. Permainan ini sangatlah mengasyikkan sekalian sangatlah susah lantaran tiap-tiap orang mesti senantiasa berjaga serta lari secepat-cepatnya bila dibutuhkan untuk mencetak kemenangan.

Cublak Cublak Suweng


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-cublak-cublak-suweng

Satu orang posisi ndekem (kaya sujud), terus anak-anak yang lain nengadahin tangannya di punggung sang anak yang ndekem itu. Terus ada kerikil diputer-puterin sambil menyanyikan lagun cublak-cublak suweng, terus kalo lagu sudah berhenti, yang ndekem tersebut menebak kerikilnya berhenti di tangannya siapa. Apabila salah anak yang ndekem tersebut akan di beri hukuman kalau benar kemudian yang yang memegang kerikil tersebut akan berposisi sujud / ndekem.
berikut ada sedikit syair permaianan tersebut :

Cublak-cublak suweng
suwenge ting gelenter
Mambu ketudhung gudhel
Pak Gempong lera lere
Sapa ngguyu ndelikake
Sir sir pong dele gosong
Sir sir pong dele gosong

Egrang


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-egrang

Egrang adalah salah satu permainan tradhisional yang berasal dari Indonesia. Permainan Egrang ini terdiri dari dua potong bambu yang tingginya antara 2-3 meter dan tempat buat pijakan kaki yang juga terbuat dari bambu. Cara membuatnya yaitu, kita memotong dua buah bambu yang masing-masing panjangnya kira-kira 2-3 meter. Kemudian memotong dua buah bambu lagi untuk membuat pijakan kaki nantinya yang masing-masing panjangnya kira-kira 20-30 cm. Kemudian bambu yang panjangnya 2-3 meter tadi di beri lubang kira-kira 30 cm dari bawah untuk memasukkan bambu yang berukuran penfek yang nantinya sebagai pijakan kaki. Setelah bambu untuk pijakan kaki terpasang Egrang siap untuk digunakan. Egrang ini biasanya di gunakan untuk perlombaan lari (adu kecepatan) atau saling menjatuhkan dengan cara memukulkan kaki-kaki bambu.

Balap Karung


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-balap-karung

Balap karung yaitu salah satu lomba tradisional yang popular pada hari kemerdekaan Indonesia. Beberapa peserta harus memasukkan sisi bawah tubuhnya ke karung lalu berlomba hingga ke garis akhir. Walau kerap memperoleh kritikan lantaran dikira meningkatkan semangat persaingan yg tidak sehat serta juga sebagai aktivitas hura-hura, balap karung terus banyak didapati, seperti juga lomba panjat pinang, sandal bakiak serta makan kerupuk.

Pethak Umpet


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-petak-umpet

Diawali dengan Hompimpa untuk memastikan siapa sebagai “kucing” (bertindak juga sebagai pencari rekan-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nanti bakal memejamkan mata atau berbalik sembari berhitung hingga 25, umumnya dia menghadap tembok, pohon atau apa sajakah agar dia tak lihat rekan-temannya bergerak untuk bersembunyi. Sesudah hitungan sepuluh, awalilah ia beraksi mencari rekan-temannya itu. Bila ia temukan rekannya, ia bakal menyebutkan nama rekannya yang dia dapatkan itu. Yang seru yaitu, saat ia mencari, ia umumnya mesti meninggalkan tempatnya.

Tempat itu bila disentuh oleh rekan yang lain yang bersembunyi jadi batallah seluruhnya rekan-rekan yang sudah diketemukan, berarti ia mesti mengulang lagi, di mana-teman-teman yang telah ketemu dibebaskan serta bakal bersembunyi lagi. Lantas si kucing bakal mengkalkulasi serta mencari lagi.Permainan usai sesudah seluruhnya rekan diketemukan. Serta yang pertama diketemukanlah sebagai kucing selanjutnya. Ada satu arti lagi dalam permainan ini, yakni “kebakaran” yang disebut disini yaitu apabila rekan kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing dikarenakan diberitahu oleh rekan kucing yang sudah diketemukan lebih dahulu dari persembunyiannya.

Ular Naga


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-ular-naga

Meskipun namanya ular naga, permainan tradisional indonesia anak-anak jaman dulu yang masih teringat ini tidak melibatkan ular. Ular yang dimaksud adalah iring-iringan anak-anak yang berbaris melewati gerbang yang dibentuk oleh dua orang menggunakan tangan. Permainan ini dilakukan sembari bernyanyi. Ketika lagu selesai, anak yang terjebak dalam gerbang harus memilih untuk bergabung di tim mana. Tim dengan jumlah yang paling sedikit harus menangkap tim lawan.

Plethokan


permainan-tradisional-indonesia-anak-anak-jaman-dulu-plethokan

Hampir disetiap daerah di Indonesia memiliki permainan tradisional yang satu ini. Pletokan bambu namanya, sebuah senjata mainan yang terbuat dari bambu, biasanya mainan ini menggunakan peluru dari kertas yang sudah dubasahi atau bisa menggunakan peluru dari kembang jambu.


Apa yang anda fikirkan setelah membaca artikel diatas tersebut yang di ulas dari singosongo ? apakah anda punya keinginan untuk memainkan permainan tradisional indonesia anak-anak jaman dulu yang masih teringat :) . Semoga anda selalu mengingatnya dan semoga bermanfaat.
×